Siti Walidah yang lahir pada 3 Januari 1872 merupakan putri dari seorang penghulu di Keraton Yogyakarta.
Selain itu, “Apa yang dipunya, syukurilah dengan hati gembira, dan dirawatlah dengan gembira pula. Jangan mengajukan banyak permintaan dan tuntutan. Itulah pesanku. Nanti kamu akan hidup dengan tentram. Lihatlah saya, tidak memakai apa-apa. Tidak punya banyak tuntutan. Ya, seperti yang kamu lihat.”
Keterampilan hidup pun tak luput ia ajarkan. Para perempuan yang diajarkan berpidato, berwirausaha, membuat kue, menjahit dan lain-lain. Selain untuk kemandirian, keterampilan-keterampilan seperti itu penting dikuasai agar perempuan bisa turut bergerak dalam bidang sosial.
Nyai Ahmad Dahlan selalu mendorong dan memberi semangat kepada generasi muda untuk berjuang demi kepentingan negara dan bangsa. Bukan hanya bicara, ia memberikan keteladanan secara nyata. Ia tanpa lelah memperjuangkan hak-hak kaum perempuan yang kala itu terpinggirkan.
Setelah Nyai Ahmad Dahlan meninggal dunia pada 31 Maret 1946, roda Aisyiyah tidak lantas terhenti malah sebaliknya. Kini, setelah berusia lebih dari seratus abad, cabang Aisyiyah telah tersebar di seantero negeri dan memiliki amal usaha yang bergerak di berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, pemberdayaan masyarakat, dan kesejahteraan sosial. ***
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0