Progam Pemberdayaan Atas Nama Orang Miskin, Pekerja Perempuan Hanya Jadi Objek

Ida Farida
Nov 28, 2023

Pekerja perempuan di tempat daur ulang plastik disinyalir jadi objek program pemberdayaan semata. Foto: KPNas

Oleh: Bagong Suyoto

Ketua Koalisi Persampahan Nasional (KPNas)

 

Bagaimana meningkatkan income dan kesejahteraan kaum perempuan sektor daur ulang plastik? Upah buruh sortir plastik sekitar Rp 500-600 ribu/kg. Merupakan sistem upah borongan. Hasil sortir sekitar 60 sampai 100 kg/hari. Income-nya sangat kecil, di bawah standar pengupahan daerah. Sedang sistem upah harian Rp 35-60 ribu.

 

Kaum perempuan pekerja ini bagian dari sektor informal. Karakteristik informal diantaranya pendidikan rendah, masuk kerja gampang, tak bermodal, tidak rumit, dll. Jika sebagai kepala rumah tangga dengan 2-3 anak, maka sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 

Tingkat pendapatan perempuan memang berbeda dengan lelaki, lebih besar per harinya. Mungkin secara teori gender, tenaga lelaki lebih kuat dan gerakannya lebih cepat ketimbang perempuan. Tetapi masalahnya, perempuan punya fungsi ganda; reproduksi (merawat anak, pekerjaan rumah tangga, dll) dan produksi atau bekerja di luar rumah.

 

Berdasarkan fakta obyektif, kaum perempuan pekerja tersebut secara sosial ekonomi sangat rapuh, bisa dibilang miskin atau miskin sekali. Hasil uang kerja tidak dapat mencukupi kebutuhan makan sehari-hari secara layak, misal makan 3 kali sehari dengan menu cukup kalori, gizi, protein, dll. Bahkan, ada yang makan nasi dengan lauk krupuk, daun kol mentah dan sambal. 

 

Kaum perempuan ini masih terlilit uang rente dan riba, terjerat bank emok, bank harian atau bank plecit. Ada yang setiap minggu bingung harus bayar cicilan bank emok. Akhirnya baru 2 atau hari menerima upah, harus kasbon ke bos.  Hampir tiap minggu minta kasbon. Sementara uang untuk makan sehari-hari sudah tidak ada lagi.

 

Betapa sulitnya menolong buruh miskin dan sangat miskin


1 2

Related Post

Post a Comment

Comments 0