Dudung Abdurahman (kiri) dan Marsekal Madya TNI (Purn) Eris Herryanto (kanan). Foto: ist
Eris juga menambahkan bahwa generasi muda dan SDM lokal dengan ide-ide inovatif harus dilibatkan dalam industri pertahanan Indonesia agar negara ini mampu bersaing dengan produsen Alutsista global.
Audiensi Forkominhan dengan Penasihat Khusus Presiden menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis, di antaranya:
Penyusunan roadmap industri pertahanan Indonesia melalui diskusi kelompok terarah (FGD) secara rutin.
Hilirisasi industri pertahanan dengan pendekatan end-to-end untuk menekan biaya produksi dan meningkatkan daya saing harga.
Penguatan kolaborasi lintas sektor untuk mendorong inovasi teknologi dan menciptakan produk unggulan karya anak bangsa.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat memberi masukan konkret bagi kebijakan berkelanjutan di sektor industri pertahanan, serta memperkuat posisi Indonesia dalam diplomasi internasional dengan produk-produk pertahanan yang kompetitif.
Industri pertahanan, menurut Eris, juga dapat menjadi bargaining chip dalam geopolitik. Kemandirian industri pertahanan memberikan keunggulan strategis bagi Indonesia dan membuka peluang diplomasi formal melalui ekspor produk pertahanan.
“Kami yakin, dengan sinergi yang kuat antara pemerintah dan pelaku industri, pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia bukan hanya sekadar harapan, melainkan kenyataan. Indonesia berpotensi menjadi pemain utama dalam industri pertahanan global yang membawa kebanggaan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat,” pungkas Eris.***
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0