Patung serupa robot bernama “Green Hercules” ini dibuat dalam waktu satu bulan yang seluruhnya menggunakan material bekas dengan berat 7,8 ton. Foto: ITB
KOSADATA | Ada yang mencuri pandang di Institut Teknologi Bandung (ITB) Kampus Jatinangor. Sebuah robot setinggi 6,9 meter berdiri tegak sembari memegang lingkaran berbentuk bumi. Ia adalah “Green Hercules”, patung serupa robot yang dibuat ITB hasil kerja sama dengan GEM; perusahaan daur ulang logam terkemuka di Cina dan dunia.
Patung yang dibuat dalam waktu satu bulan itu seluruhnya menggunakan material bekas dengan berat 7,8 ton. Ia dibuat dari 600 lebih bagian dari mobil bekas dan besi tua yang materialnya dikumpulkan dan dibuat di Morowali, Sulawesi Tengah.
Pembuatan patung dari material daur ulang ini setara dengan mengurangi emisi CO2 hingga 11,25 ton apabila dibuat dengan material baru. Adapun material pembentuknya dipilih dari yang terbaik, dan akan dilakukan perawatan berkala.
GEM Joint Laboratory Secretary-General, Tegar Mukti Aji, mengatakan, konsep "Green Hercules” terinspirasi dari film "The Wandering Earth". Patung itu berdiri tegak sambil membawa bumi di pundak kirinya, menggenggam sampah di tangan kanannya, dan menatap langit berbintang, yang maknanya membangkitkan umat manusia untuk melindungi bumi dengan "menambang urban mining dan mengembangkan energi baru".
Adapun makna dari kata Hercules adalah penjaga dan pembangunan energi hijau di bumi. Selain di ITB, patung serupa berada di beberapa lokasi lainnya, seperti di Jingmen, Wuhan, Wuxi, dan Shenzhen.
Keberadaan patung robot ini untuk mengenalkan konsep keberlanjutan dari GEM dan ITB dengan adanya China-Indonesia Joint Research Laboratory for New Energy Materials and Metallurgical Engineering Technology.
Kerja sama itu memfasilitasi sivitas akademika untuk melakukan riset multidisiplin dalam bidang material energi baru yang sudah dikembangkan di beberapa Kelompok Keahlian di ITB, baik di hulu pada penyediaan bahan baku maupun di hilir untuk menghasilkan material-material energi baru yang inovatif. Setelah itu, material yang sudah digunakan akan didaur ulang kembali menjadi bahan energi baru.
“Jadi, patung robot ini menggambarkan kondisi laboratorium dari hulu sampai hilir sampai material digunakan lagi. Bisa dikatakan bahwa laboratorium ini membentuk circular economy atau sustainability,” ujar Tegar dikutip Sabtu (17/8).
Hingga kini, ITB terus berupaya menerapkan konsep sustainable and green campus. Untuk itu, ITB bekerja sama dengan GEM dengan membangun “China-Indonesia Joint Research Laboratory for New Energy Materials and Metallurgical Engineering Technology” di ITB Kampus Jatinangor.
Laboratorium tersebut dikembangkan dalam rangka memperkuat fasilitas riset multidisiplin dan pengajaran di ITB, khususnya di bidang material energi baru dan rekayasa metalurgi. Material yang telah digunakan di laboratorium tersebut akan didaur ulang kembali menjadi bahan energi baru.
Selain patung robot, material daur ulang lain yang digunakan di laboratorium tersebut meliputi sejumlah atap, sejumlah lantai luar laboratorium, dan dinding serbaguna, yang seluruhnya terbuat dari plastik hasil daur ulang dari elektronik rumah tangga dan barang lainnya yang berbahan plastik. Material tersebut sudah diuji dan dapat bertahan untuk waktu 20 tahun. ***
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0