78 Tahun Indonesia Merdeka, Penyair Pulo Lasman Simanjuntak Soroti Kasus Korupsi

Peri Irawan
Aug 21, 2023

Prihatin dengan maraknya korupsi, Penyair Pulo Lasman Simanjuntak keluarkan tiga karya sajak saat HUT RI KE-78. Foto: dok Pribadi

dunia nyata : Indonesia raya !

meratap di tembok penjara

membongkar kepelesiran 

dengan busana kematian

 

dari benua nusantara terpecah belah

kulihat sang nyonya memakai tas merek hermes 

seharga enam ratus juta rupiah

sedangkan tuanku berseliweran di jalan raya

dengan mobil terbang seharga seratus miliar rupiah

 

sementara aku hanya membawa tas lap top sungguh memalukan

sudah terjual menyebalkan

di toko kelontong pinggir jalan

untuk membeli sekarung beras dan makanan vegetarian

 

mobilku sendiri bermesin diesel tua

kadangkala cemas

berseliweran di jalan tol dalam kota

yang aspalnya berlobang

terkikis korupsi berlapis kue pukis

 

korupsi di bumi maya

tetapi aku melihat di dunia nyata

tadi malam kembali menyaksikan

sang nyonya berwajah permaisuri atalya

berpose di kabin pesawat jet mewah

 

persis ketika aku wawancara

ratu imelda marcos sedang memamerkan ribuan sepatu sinterklas

terbuat dari lapisan emas

tak berkarat dimakan ngengat

 

korupsi di bumi maya

tetapi aku melihat di dunia nyata

tuanku makin rakus menelan arloji berhala

sungguh korupsinya makin menggila

dimakan lahap empat puluh enam rekening

senilai lima ratus lima puluh miliar rupiah

yang tersumbat di saluran air kotor 

berbau paling busuk

bahkan ditemukan lagi tiga puluh tujuh miliar rupiah

disembunyikan malu-malu dalam safe depisot box bank milik negara

tanpa mengenakan kacamata berlian merah

 

korupsi di bumi maya

tetapi aku melihat di dunia nyata

pesta pora sodom gomora

suap menyuap

sogok menyogok

menari-nari satu irama

jelang penutupan sejarah dunia

 

Jakarta, Agustus 2023

 

KORUPSI DI MEJA BAAL 

 

aku melihat kesedihan

ratusan wajah ketamakan

dipersembahkan di mezbah baal

dibakar mata uang triliunan rupiah

 

padahal kemiskinan dan kelaparan terus

berhamburan di pinggir jalan

persis orang-orang yang tak

setia membayar pajak tahunan

 

sambil menari-nari liar

masih di mezbah baal

disantap sembilan naga

penguasa dan pengusaha

rakus menghisap darah segar

 

aset kemewahan dan kepelesiran

dipamerkan

untuk anak-anak generasi mendatang

tak kunjung

berpantangan

suguhan makanan haram

 

aku juga melihat kecemasan

ribuan wajah putus asa

dililit kenaikan harga pangan

diikat utang piutang

bunga bank berkilauan

masa depan hanya ada

di pintu gua kematian

 

sampai kapan


1 2 3
Post a Comment

Comments 0