Wakil Sekjen Partai Demokrat, Jansen Sitindaon mengingatkan Moeldoko untuk meminta maaf. Foto: ist
KOSADATA - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Jansen Sitindaon mendorong agar Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko meminta maaf kepada keluarga besar Partai Demokrat, khususnya kepada Ketua Majelis Tinggi dan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Menurutnya, langkah Moeldoko beberapa waktu lalu yang berusaha membegal partai Demokrat merupakan kesalahan baik dari segi hukum, etika dan lainnya. Sehingga, Jansen mengaku ogah berteman dengan Moeldoko meski saat ini Partai Demokrat masuk ke dalam pemerintahan Presiden RI Joko Widodo.
"Silahkan saja dia minta maaf dulu, disampaikan tertutup juga tidak apa-apa. Penting kami kader ini telah mendengar dia minta maaf, bisa langsung ke pak SBY atau kpd Ketum kami mas AHY. Itu juga sudah cukup. Penting kami sudah mendengar dia minta maaf atas kesalahan itu," ujar Jansen Sitindaon dalam cuitannya, dikutip Sabtu (1/6/2024).
Menurutnya, bisa saja sekarang atau ke depan Partai Demokrat dan Moeldoko berada dalam satu pemerintahan. Namun, tegasnya, setiap tugas yang diberikan Presiden kepada keduanya akan dilaksanakan secara baik dan proporsional.
"Tapi silahkan saja dia kerjakan yg jadi tugasnya, kami kerjakan yg jadi tugas kami. Penting perintah Presiden selaku pemberi tugas sama-sama kami kerjakan dengan baik," katanya.
Meski demikian, ungkapnya, Jansen tak menampik sejarah Moeldoko yang pernah menjadi bagian sejarah pemerintahan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baik sebagai Kasad maupun Panglima TNI. Sehingga, ucapnya, wajah Moeldoko masih menghiasi Museum dan Galeri Seni SBY-Ani di Pacitan.
"Fotonya tetap ada dan di pasang di Museum pak SBY di Pacitan. Banyak kami kader termasuk saya tidak setuju fotonya ada dipasang didinding museum, namun pak SBY mengatakan itu harus dipasang," ucapnya.
Hingga saat ini, ungkap Jansen, ada dua foto Moeldoko yang dipajang di Museum dan Galeri Seni SBY-Ani di Pacitan pada posisi terhormat. Namun Jansen mengaku seringkali mengabaikan foto tersebut meski dia melewatinya saat berkunjung ke Museum dan Galeri Seni SBY-Ani.
“Karena Museum itu terkait sejarah perjalanan pemerintahan pak SBY. Tidak mungkin wajah dia sama sekali tidak ada di Museum ini. Karena dia Panglima dan KASAD di pemerintahan pak SBY. Sejarah ya tetap sejarah, tidak mungkin bisa dihapuskan. Sama seperti halnya sejarah dia mau membegal partai Demokrat, tidak mungkin kami kader ini akan lupakan dan hapuskan," lanjutnya.
Dia menegaskan, Museum dan Galeri Seni SBY-Ani itu terbuka untuk umum. Sehingga dia menyarankan Moeldoko untuk melihat dirinya di puncak karir sebagai seorang tentara di Museum dan Galeri Seni SBY-Ani tersebut. ***
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0