Sejumlah pengelola gedung tinggi aktif meminta pelatihan mitigasi bencana kepada BPBD DKI Jakarta. Foto: Pixabay
Dalam hal mitigasi bencana, BPBD DKI Jakarta juga bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memantau potensi gempa dan tsunami. BMKG telah menempatkan alat Tsunami Early Warning System (TEWS) di BPBD yang dapat memberikan notifikasi segera saat terjadi gempa berpotensi tsunami.
"Kami terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memastikan informasi mengenai potensi megathrust dapat disampaikan kepada masyarakat. Dengan adanya alat TEWS di BPBD, kami dapat menerima notifikasi tentang gempa atau tsunami yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia," kata Yohan.
Menurut Yohan, informasi mengenai potensi megathrust harus terus disampaikan kepada masyarakat. Tanpa adanya edukasi yang memadai, banyak orang yang kurang peduli terhadap potensi gempa yang dapat terjadi kapan saja.
"Masyarakat harus terus diberi pemahaman agar kewaspadaan terhadap bencana semakin meningkat. Karena, jika tidak disampaikan dengan baik, dampak dari bencana bisa lebih besar karena kurangnya kesadaran," tuturnya.
Pelatihan mitigasi bencana, termasuk simulasi gempa, menjadi langkah penting untuk meningkatkan kesiapan dan ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana. BPBD DKI Jakarta akan terus berupaya untuk menyebarkan pengetahuan ini agar Jakarta dan sekitarnya lebih siap dalam menghadapi potensi megathrust yang bisa terjadi sewaktu-waktu.***
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0