Hadapi Tarif Trump, Indonesia Harus Tingkatkan Kualitas Produk dan Perluas Pasar Global

Ida Farida
Apr 09, 2025

Pengamat Kebijakan Publik, Sugiyanto. Foto: ist

tapi juga dari standar, keberlanjutan, dan desain,” katanya.

 

Ia menambahkan, Indonesia harus lebih agresif menghadirkan produk baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar internasional. “Tidak bisa lagi mengandalkan produk lama. Harus ada diversifikasi. Kita harus tahu tren konsumen di Afrika, Eropa Timur, dan Asia Selatan,” katanya.

 

Dalam kalkulasinya, Sugiyanto menyebutkan bahwa dunia saat ini dihuni sekitar 8,2 miliar orang. “Kalau kita kurangi populasi Amerika Serikat yang sekitar 343 juta, kita masih punya 7,8 miliar potensi konsumen di luar sana,” jelasnya. “Kalau negara-negara lain bersatu menyeimbangkan kebijakan proteksionis AS, itu bisa menjadi tekanan balik terhadap mereka juga.”

 

Sejumlah negara sudah memberikan sinyal akan membalas langkah Trump. Uni Eropa mengumumkan akan mengenakan tarif balasan sebesar 20 persen. Kanada dan Inggris pun turut menyuarakan ketidakpuasan. Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, bahkan menyebut tengah menjalin pembicaraan strategis untuk meredam dampak kebijakan tersebut.

 

Langkah Strategis Indonesia

 

Indonesia sendiri, menurut data Badan Pusat Statistik, masih mencatatkan surplus perdagangan dengan AS sebesar 16,84 miliar dollar AS pada 2024. Namun dengan beban tarif baru, angka itu bisa menyusut signifikan.

 

Karena itu, strategi ekspansi pasar ke Eropa, Asia, dan Afrika menjadi keharusan. “Pasar Afrika sangat menjanjikan. Mereka sedang dalam fase pertumbuhan konsumsi yang tinggi, terutama untuk produk konsumsi dan bahan bangunan,” jelas Sugiyanto.

 

Ia juga menyoroti pentingnya memanfaatkan fasilitas perdagangan internasional seperti Certificate of Origin (COO), yang memungkinkan tarif impor menjadi lebih rendah atau bahkan nol persen. “Selama ini, kita kadang abai memanfaatkan perjanjian-perjanjian dagang. Padahal itulah celah yang bisa digunakan untuk mengakali tarif tinggi.”

 

Tarif tinggi dari AS memang menantang, namun menurut Sugiyanto,


1 2 3

Related Post

Post a Comment

Comments 0