Cara Santun Warga Melayu Rempang Tolak Relokasi, Dari Pantun Hingga Sholawat

Ida Farida
Oct 11, 2023

Sejumlah warga Melayu Rempang menolak untuk direlokasi akibat pembangunan proyek Rempang Eco City. Foto: YLBHI

Rempang,” kata Isnur dalam keterangannya, Rabu (11/10/2023).

Dalam kesempatan ini, Isnur juga memastikan kalau aksi solidaritas warga ini secara langsung membantah klaim Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia yang menyatakan bahwa ada 70 persen warga yang setuju untuk direlokasi. 

Dalam pertemuan ini, warga justru menolak dan menyatakan sikap untuk tetap mempertahankan kampung-kampung mereka.

Menyusul Isnur yang berbicara di hadapan warga, perwakilan warga dari kampung-kampung yang hadir melakukan orasi singkat. Mereka mengajak untuk terus berjuang mempertahankan tanah yang diwariskan leluhur mereka. 

Mereka juga saling mengingatkan untuk tetap menjaga kebersamaan dan solidaritas. Berjuang bersama mempertahankan ruang hidup mereka.

“Kita di sini punya tanah, bukan mencuri hak orang lain. Tapi itu tanah yang diperjuangkan orangtua kita dulu. Kita pertahankan,” kata salah satu warga.

Kepala Divisi Kampanye Walhi Nasional, Puspa Dewi, mengatakan semangat perjuangan menolak rencana penggusuran ditunjukkan masyarakat Pulau Rempang masih sangat besar dan terus menyala. Keinginan mulia tersebut akan disambut Walhi dengan ikut serta bersama Masyarakat Melayu di Pulau Rempang.

Di akhir kegiatan, warga membentangkan spanduk dan karton. Pesan penolakan terhadap rencana relokasi Acara selesai dengan lantunan Solawat oleh semua peserta.

Berikut beberapa bait pantun yang disampaikan warga mengisyaratkan penolakan mereka terhadap rencana pemerintah melakukan penggusuran. Disampaikan dengan lantang sebagai sikap warga Rempang. Berikut beberapa pantun yang dibacakan:

Hang Tuah Laksamana berani

Hidup pula di zaman Melaka

Kami takkan lepas tanah ini

Karena tanah ini tanah pusaka

Berkebun Jeruk di tanah hutan ini

Banyak pulak pokok Kueni

Tempat tertanam Temuni kami

Hidup dan mati kami di sini

Hendak bane pegi perigi

Nampak terbang si Burung Elang

Untuk apa gedung yang tinggi

Tapi kenangan 

menjadi hilang.***

 


1 2

Related Post

Post a Comment

Comments 0