Melirik Potensi Ekonomi Kelautan

Joeang Elkamali
Jul 28, 2023

Oleh : Robi, S.Pd.

Kepala Divisi Ekonomi Rumah Aktivis Institute

 

Berbicara masalah ekonomi Indonesia, biasanya kita menemukan dua pandangan yang berbeda. Pertama, pandangan yang melihat ekonomi Indonesia dari sisi positif. Kedua, pandangan yang melihat ekonomi Indonesia dari sisi negatif. 

 

Pandangan pertama pada umumnya dianut oleh pemerintah dan para pendukungnya. Di dalam banyak forum diskusi dan tulisan-tulisannya, mereka selalu mengagung-agungkan data-data statistik yang menunjukan bahwa ekonomi kita baik-baik saja. 

 

Kalaupun diakui masih ada kekurangan, mereka menilai hal itu sebagai kewajaran dan akan terus menerus diperbaiki. Meskipun kenyataannya jika dilihat dari waktu ke waktu, upaya perbaikan itu tidak kunjung dilakukan. Hal ini dibuktikan dengan strategi pembangunan yang tidak diubah dan masih dengan cara-cara lama yang seyogianya “dianggap” gagal seperti pembangunan lewat utang dilakukan secara serampangan (tidak dipilah-pilih, tidak diperhatikan syarat-syaratnya), sehingga bukannya kesejahteraan yang meningkat, tetapi beban utang yang bertambah dan kekayaan yang semakin tergerus oleh asing. 

 

Kebalikan dari yang pertama adalah pandangan yang melihat ekonomi Indonesia dari sisi negatif/bermasalah. Kelompok ini memandang bahwa kebijakan ekonomi yang sedang dijalankan bermasalah, dan karenanya perlu dikoreksi. Biasanya pandangan ini dianut oleh mereka yang berada diluar pemerintahan, terutama kalangan akademisi. Mereka inilah yang dikenal sebagai kaum kritis. Dalam konteks kontestasi politik, suara-suara kaum kritis ini sering kali “dimanfaatkan” oleh pihak-pihak tertentu untuk memperoleh dukungan masyarakat dan mendulang suara. 

 

Bagi penulis, baik pandangan pertama maupun kedua, dua-duanya sah-sah saja dan tidak menjadi masalah, selama kedua belah pihak tidak menjadikan klaim masing-masing sebagai satu-satunya kebenaran. Adanya perbedaan pandangan justru membuka peluang bagi pemerintah yang berkuasa, untuk melakukan sintesis-kreatif terhadap apa yang


1 2

Related Post

Post a Comment

Comments 0