Cegah Perundungan, Kemendikdasmen Wajibkan Sekolah Gelar MPLS Ramah

KOSADATA — Menyambut tahun ajaran baru 2025/2026, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menerbitkan Surat Edaran Nomor 10 Tahun 2025 tentang Pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Ramah. Kebijakan ini ditegaskan dalam webinar nasional yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Kemendikdasmen.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dasmen), Gogot Suharwoto, menegaskan bahwa MPLS Ramah bukan sekadar seremoni penyambutan siswa baru, melainkan gerbang awal pembentukan karakter dan adaptasi emosional bagi peserta didik.

“Rangkaian kegiatan MPLS tahun ini dirancang dengan prinsip utama menjunjung nilai kemanusiaan, kesetaraan, dan kebahagiaan. Lingkungan sekolah harus menjadi ruang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi anak,” ujar Gogot dalam YouTube Kemendikdasmen, dikutip Rabu, 9 Juli 2025.

Lebih lanjut, MPLS Ramah juga menjadi momentum penting untuk menanamkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yakni bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. Kebiasaan ini diyakini akan memperkuat karakter sekaligus mendukung tumbuh kembang anak secara utuh.

Selain itu, Kemendikdasmen kembali menghidupkan program Pagi Ceria yang berisi senam bersama, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan doa bersama sebelum pelajaran dimulai.

Bebas Kekerasan dan Tradisi Tak Masuk Akal

Dirjen Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Layanan Khusus (Dirjen Vokasi PKLK), Tatang Muttaqin, mengingatkan bahwa MPLS Ramah harus bebas dari praktik kekerasan dan perundungan. Menurutnya, lingkungan pendidikan vokasi dan layanan khusus yang penuh keberagaman harus menjadi contoh dalam penerapan MPLS yang adil dan inklusif.

“MPLS bukan ajang unjuk kekuasaan senioritas atau kegiatan penyambutan yang membebani. Semua bentuk kegiatan tidak masuk akal seperti membawa tas aneh atau berpakaian