Sejumlah massa menolak rencana investasi di Pulau Rempang. Foto: Twitter
Oleh: Hasan M. Noer
Ketika seorang pecundang agama berdiri tegak di atas sebuah altar kematian, ia seakan mendengar perintah Ilahi, “Bunuhlah! Tuhan memberkatimu!” Ketika seorang pejabat negara, dengan geram mengirim ancamannya kepada rakyat, “Siapa pun yang menghalangi investasi, akan saya buldoser. Jangan main-main!”
Ia bertindak atas nama negara untuk membuldoser rumah-rumah rakyat hingga rata dengan tanah. Ketika seorang panglima secara gegabah mengirim ancamannya kepada rakyat, “Jika rakyat datang dengan 1000 orang, kita akan turunkan 1000 tentara. Tidak perlu bawa senjata, cukup dengan kekuatan piting, semua akan teratasi.”
Lantas, apa yang akan terjadi dengan dunia di hadapan kenyataan mencekam itu? Kita membayangkan, akibat dari pernyataan itu, kelak korban-korban pun bergelimpangan. Dan itulah yang terjadi di Rempang. Altar-altar rumah sakit menjadi saksi atas bencana kebiadaban sebuah isme melalui “takhta, uang, dan Tuhan,” sebagai lokus sucinya. Itulah terorisme.
Istilah terorisme berasal dari bahasa Latin: terrere, artinya “menyebabkan ketakutan.” Sebuah paham yang menggunakan simbol-simbol negara atau agama sebagai alat paling sahih untuk menakut-nakuti rakyat atau manusia, sambil melakukan “kekerasan sosial” tanpa rasa iba dan belas kasihan (Juergensmeyer, 2002).
Mata kita terbelalak tak percaya, di saat menyaksikan konvoi ribuan aparat bersenjata, dilengkapi tank lapis baja dan gas air mata, dikerahkan untuk mematok tanah dan membuldoser rumah warga Rempang di Kepri (07/09/2023), rakyat menyambut mereka dengan sikap tegas: ‘lawan kezaliman.’
Sejak hari itu, malah hari-hari berikutnya, hidup rakyat, masa depan mereka, terus terguncang. Mereka harus memungut kembali serpihan-serpihan harapan itu di atas titian ketidakpastian. Akibatnya, seluruh bangunan peradaban yang ditegakkan di atas darah dan air mata itu, kini
Rekrutmen PPSU di Jakarta Dibuka Hari Ini, Cek Syarat dan Tahapannya
MEGAPOLITAN Jun 23, 2025Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Filosofi Iket Sunda yang Penuh Makna
SENI BUDAYA Mar 03, 2024Lirik Sholawat Waqtu Sahar, Lengkap dengan Terjemahan
SISI LAIN Jan 29, 2024
Comments 0