Beragam Program Besutan Fransiscus Go di NTT Sukses Rebut Hati Masyarakat, Diantaranya Pelatihan

Ichsan Sundawani
Dec 04, 2023

Peserta Pelatihan Jurnalistik GMT Institute di NTT, Foto: Ist

KOSADATA - Ratusan orang usia milenial yang berasal dari berbagai kampus dan lembaga pendidikan lainnya antusias mengikuti pelatihan jurnalistik bersama GMT Institute dan Yayasan Felix Maria Go (YFMG) pada beberapa waktu lalu di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kegiatan pelatihan tersebut diselenggarakan di sejumlah lokasi, dimulai dari Timor Tengah Selatan (SoE), Timor Tengah Utara (Kefamenanu), Malaka (Betun) dan terakhir di Belu (Atambua) tersebut melebihi kuota yang disiapkan oleh penyelenggara.

Pemateri dalam pelatihan jurnalistik itu yakni Robert Kadang (redaktur/editor RakyatNTT.com) dan Sofa Nurdiyanti dari GMT Institute, serta perwakilan dari GMT Institute, Ari Huma. Kepada para peserta, diajarkan cara menulis berita yang baik, sehingga membedakan dengan informasi hoax yang berseliweran. Selain itu, juga diajarkan soal editing dan kode etik jurnalis sesuai Undang - undang tentang PERS No.40 Tahun 1999.

Dosen Institute Pendidikan Soe, Ardi Tafui, M.Pd mengatakan, para peserta pelatihan jurnalistik mengaku senang karena sangat membantu mereka. Hal itu, kata Ardi, lantaran di kampus mereka ada mata kuliah yang berkaitan dengan jurnalistik.

"Bahkan kami punya mata kuliah jurnalistik keolahragaan. Pelatihan ini sangat membantu kami, dimana ada begitu banyak hal baru yang kami ketahui," ujar Ardi

Namun sayangnya, lanjut Ardi, pelatihan jurnalistik tersebut dirasakan sangat singkat. Padahal, mereka ingin mendapatkan materi sebanyak mungkin. "Kami berharap pelatihan ini ada tahap lanjutan, sebab kami ingin mendapatkan masukan dan arahan dari Pak Robert khususnya. Mengingat, tahun depan, kami akan buka jurusan khusus yang berkaitan dengan jurnalistik," sebutnya.

Sebagai informasi, peserta pelatihan berasal dari kalangan mahasiswa dari berbagai universitas yang ada di daratan Timor. Selain itu, terdapat juga anak - anak SMA dari sekolah unggulan, serta aparat pemerintah desa. 

Tujuan dari pelatihan jurnalistik itu sendiri, yakni untuk menumbuh-kembangkan minat anak - anak NTT, khususnya yang ada di Pulau Timor, menjadi penulis - penulis handal dan berbakat. 

Pada sesi akhir pelatihan di Kefanamau, anak -anak SMUK Warta Bhakti diminta waktu mempraktekkan hasil pelatihan, yakni mewawancarai pemateri (Robert Kadang), terkait masalah kewartawanan. 

"Di sekolah kami banyak berhubungan dengan jurnalistik. Dan, itu menyenangkan. Kami berharap Pak Robert mau membimbing kami di grup, kalau kami bertanya. Kami akan kirim beberapa tulisan atau tugas jurnalistik, mohon bapak membantu kami untuk dikoreksi kalau ada yang salah. Yang jelas, pelatihan ini sangat membantu kami, dan kalu bisa berlanjut di waktu - waktu mendatang," kata mereka.

Hal yang sama dikemukakan mahasiswa Universitas Pertahanan di Belu. Menurut mereka, mendapatkan pelatihan cara menulis sebuah berita, sangatlah menyenangkan. Pasalnya, ada beberapa mata kuliah yang berkaitan dengan teknik penulisan sebuah laporan. 

"Melalui pelatihan jurnalistik ini, kami akhirnya bisa paham dan membedakan, mana informasi hoax dan mana berita karya jusnalistik. Salam hangat kami dari perbatasan NKRI kepada bapak Fransiscus Go yang punya kepedulian menggelar pelatihan jurnalistik hingga ke perbatasan NKRI," ucap mereka.

Terpisah, Direktur Utama GMT Institute, Fransiscus Go mengaku bangga lantaran putra-putri NTT dapat memberikan sumbangsih bagi daerah melalui berbagai karya dan prestasi di tingkat Nasional, maupun dunia.

"Beta bangga bisa liat anak - anak NTT banyak tersebar di media - media nasional, di Jakarta. Salah satunya Pak Don Bosco Selamun yang berada di jajaran petinggi Metro TV," kata Frans.

"Potensi anak - anak NTT di bidang jurnalistik, tidak diragukan. Karena itu, pelatihan vokasi seperti ini perlu didorong agar menumbuh-kembangkan minat anak - anak NTT di bidang jurnalistik," pungkasnya.

Related Post

Post a Comment

Comments 0