KH Abdullah Gymnastiar. Foto: Daarut Tauhiid
Sebaliknya, mereka yang mampu menahan amarah dan lapang dada akan hidup lebih ringan. “Belajarlah untuk tidak menunggu orang lain minta maaf. Maafkan mereka karena Allah, bukan karena mereka pantas. Di situlah letak kemuliaan seorang mukmin sejati,” katanya.
Aa Gym menegaskan bahwa sifat pemaaf bukan bawaan lahir, melainkan hasil dari latihan jiwa. “Ini bukan teori, ini soal latihan. Siapa yang bersungguh-sungguh melatih dirinya untuk sabar dan memaafkan, insya Allah hidupnya akan berubah.”
Pada akhirnya, tutur Aa Gym, jika ingin hidup diselimuti pertolongan Allah, kita harus mulai dari yang paling dekat: mengatur emosi, dan belajar memberi maaf bahkan ketika hati enggan.
“Kalau kita ingin ditolong Allah, maka bersihkan dulu hati kita dari dendam,” pungkasnya.
Pesan Aa Gym ini menjadi pengingat bahwa kekuatan spiritual bukan hanya terletak pada ibadah ritual, tetapi juga pada kemampuan mengendalikan batin. Dalam dunia yang penuh provokasi dan konflik, memaafkan bisa menjadi bentuk jihad terbesar dalam diri manusia.***
Rekrutmen PPSU di Jakarta Dibuka Hari Ini, Cek Syarat dan Tahapannya
MEGAPOLITAN Jun 23, 2025Lirik Sholawat Waqtu Sahar, Lengkap dengan Terjemahan
SISI LAIN Jan 29, 2024Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Filosofi Iket Sunda yang Penuh Makna
SENI BUDAYA Mar 03, 2024Melepas Penat di Situ Ciranca Majalengka, Sejuknya Kemurnian Air Pegunungan
DESTINASI Apr 04, 2025
Comments 0