NU Merawat Tali Jagat Keindonesiaan

Ida Farida
Feb 08, 2023

Indonesia yang beragam. Dengan kedalaman ilmu dan kebesaran hati para Kiai dan jaringan kaum Santri, karakter NU yang terbuka dan dialogis diharapkan mampu menjadi pengayom di tengah beragam perbedaan, sekaligus menjadi titik lebur (melting point) yang mendamaikan, menyatukan, dan menguatkan. ‘Tali jagat NU’, sebagai simbol pemersatu, harus benar-benar terawat, agar bisa menjaga nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan.

Kedua, dengan jaringan pesantren dan pendidikan Islam yang sangat mengakar, NU harus menjadi bagian terdepan dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Bangsa Indonesia. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas SDM-nya. Para Santri harus didorong untuk meningkatkan kualitas, daya saing, dan kapasitas mereka guna menghadapi arus perubahan sosial dan teknologi kontemporer. Penguasaan terhadap kajian-kajian keislaman para Santri perlu diimbangi dengan kecakapan, pengetahuan dan ketrampilan untuk berdialektika dengan berbagai disiplin ilmu kontemporer. Itulah mengapa Beasiswa Santri dihadirkan sejak era pemerintahan Presiden SBY, hingga kini terus dilanjutkan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ke depan, prioritas diaspora keilmuan para Santri harus benar-benar diperhatikan, untuk mendorong transformasi ekonomi Indonesia di masa depan.

Ketiga, NU perlu lebih aktif mendorong peningkatan sosial-ekonomi masyarakat, melalui kerja-kerja pemberdayaan ekonomi. Upaya pemberdayaan itu tidak hanya menyasar komunitas internal pesantren, tetapi juga warga di sekitar pesantren, utamanya kaum petani dan nelayan yang terkategori miskin (poor) atau hampir miskin (nearly poor). Kolaborasi dengan berbagai stakeholders, baik pemerintahan maupun non-pemerintahan, termasuk kalangan dunia usaha dan UMKM, diharapkan bisa menghadirkan berbagai jenis pelatihan, pendampingan dan pemberdayaan ekonomi yang beragam. Inilah esensi pesan berdirinya NU, yang semula bernama Nahdlatut Tujar. Yakni, pentingnya memperkuat sentra-sentra ekonomi keumatan, agar


1 2 3 4

Related Post

Post a Comment

Comments 0