TPT Turun, Peneliti Ketenagakerjaan: Jumlah Penganggur Secara Absolut Bertambah

Ida Farida
Jul 29, 2025

Dosen FEB UGM, Qisha Quarina. Foto: dok. UGM

KOSADATA - Di tengah riuh gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) sejak awal 2025, data resmi justru menunjukkan paradoks. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurun dari 4,82 persen menjadi 4,76 persen pada Februari 2025. Namun di balik tren positif itu, para ahli mengingatkan agar publik tak buru-buru lega.

 

Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), Qisha Quarina yang juga peneliti ketenagakerjaan menilai penurunan TPT tidak serta-merta mencerminkan perbaikan nyata dalam pasar tenaga kerja nasional. 

 

"Jumlah penganggur secara absolut justru bertambah," ujar Qisha dilansir laman resmi UGM, Selasa, 29 Juli 2025. 

 

Menurutnya, pertambahan jumlah orang bekerja lebih cepat daripada jumlah penganggur, sehingga persentase TPT menurun, tetapi angka pengangguran riil meningkat.

 

Sementara itu, data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mencatat lebih dari 18.000 kasus PHK dalam dua bulan pertama 2025. Angka tersebut menyiratkan tekanan yang besar di pasar tenaga kerja, meski statistik nasional tampak membaik di permukaan.

 

Qisha menekankan bahwa pembacaan terhadap data ketenagakerjaan harus komprehensif. 

 

"Masalah utama kita bukan sekadar soal bekerja atau tidak, tapi soal pekerjaan yang layak," ujarnya. 

 

Ia merujuk pada konsep decent job dari International Labour Organization (ILO) yang menekankan empat pilar: penciptaan lapangan kerja, perlindungan sosial, hak pekerja, dan dialog sosial.

 

Indonesia, menurut Qisha, masih menghadapi tantangan serius di keempat aspek tersebut. Salah satu yang paling mencolok adalah tingginya dominasi pekerja informal. Data BPS menunjukkan 86,58 juta orang bekerja di sektor informal,


1 2

Related Post

Post a Comment

Comments 0