Suasana halal bihalal di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Foto: ist
KOSADATA — Usai libur lebaran, sejumlah perkantoran kompak menggelar Halal Bihalal. Sebuah momen silaturahmi yang sarat makna, tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan umat Islam di Nusantara, terutama di Jawa. Namun, tak banyak yang tahu bahwa akar tradisi ini ternyata sudah ada sejak era Mangkunegara I, atau yang dikenal juga dengan Pangeran Sambernyawa.
Muhammad Shodiq, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya, yang akrab disapa Wak Kaji Shodiq, menjelaskan bahwa Halal Bihalal bukan hanya sekadar ajang saling bermaafan, melainkan sebuah bentuk solidaritas sosial yang sudah lama hidup di tengah masyarakat.
“Tradisi ini mencerminkan bagaimana masyarakat Indonesia, terutama umat Islam, memaknai Idulfitri bukan hanya sebagai kemenangan spiritual, tapi juga sebagai momentum rekonsiliasi sosial,” ujar Wak Kaji Shodiq dilansir laman resmi UIN Sunan Ampel, Selasa (8/4/2025).
Menurut Wak Kaji Shodiq, cikal bakal Halal Bihalal sudah muncul sejak masa Mangkunegara I. Kala itu, usai salat Idulfitri, sang raja mengumpulkan para punggawa, prajurit, dan kerabat istana di balai agung untuk bersilaturahmi dan saling memaafkan dalam satu waktu. Langkah ini diambil untuk menghemat tenaga, pikiran, dan biaya, namun tetap memperkuat tali batin antarsesama.
“Bayangkan, dalam satu momentum, semua bersatu tanpa sekat. Ada nilai efisiensi tapi juga kebersamaan yang luar biasa. Di sanalah letak nilai luhur dari Halal Bihalal,” jelasnya.
Tradisi ini kemudian diadopsi oleh organisasi-organisasi Islam dan masyarakat luas, hingga menjelma menjadi kebiasaan tahunan yang mengakar kuat. Tak hanya terbatas di lingkungan keluarga, Halal Bihalal kini juga digelar di kantor-kantor, institusi
Rekrutmen PPSU di Jakarta Dibuka Hari Ini, Cek Syarat dan Tahapannya
MEGAPOLITAN Jun 23, 2025Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Lirik Sholawat Waqtu Sahar, Lengkap dengan Terjemahan
SISI LAIN Jan 29, 2024Filosofi Iket Sunda yang Penuh Makna
SENI BUDAYA Mar 03, 2024Melepas Penat di Situ Ciranca Majalengka, Sejuknya Kemurnian Air Pegunungan
DESTINASI Apr 04, 2025
Comments 0