Open Call Indonesiana.TV untuk memperkaya khazanah film animasi bagi anak-anak di Tanah Air. Foto dok Kemendikbudristek
Gempuran informasi dan pesatnya perkembangan teknologi ikut mempengaruhi bagaimana anak-anak Indonesia mengonsumsi tayangan-tayangan melalui gawai.
Dengan begitu, media yang bisa diakses melalui gawai harus menyediakan konten-konten yang menonjolkan budi pekerti, hiburan sehat, apresiasi, estetika, dan mendorong rasa ingin tahu mengenai lingkungan serta budaya kita sendiri.
“Untuk LCPI, BMK Kemendikbudristek ingin mengisahkan segala keragaman cerita perempuan dari berbagai daerah di Indonesia dengan keunikan kearifan lokal dan kekayaan ragam seni budaya yang menghidupinya sehingga ikut memperkenalkan secara luas khazanah kehidupan di Indonesia yang etik,” ucap Retno.
Koordinator Open Call Indonesiana.TV Rina Damayanti menerangkan, produksi film-film ini nanti mencakup genre fiksi, dokumenter, dan animasi yang mempresentasikan salah satu atau lebih dari sepuluh Obyek Pemajuan Kebudayaan (OPK) sebagai upaya melindungi, memanfaatkan, dan akhirnya memajukan kebudayaan.
Syarat tema bagi produksi film LCPI, lanjut Rina, secara khusus mengangkat adat Istiadat, pengetahuan tradisi dan perubahan iklim sesuai karakteristik konten Indonesiana.TV.
Sedangkan cerita yang diangkat di LAAI harus memuat tiga unsur yaitu karakter berciri asli Indonesia, cara bertutur menarik sesuai minat anak-anak, dan kandungan pesan untuk menghargai alam dan lingkungan. Masing-masing berdurasi 12 menit.
Selain itu, film-film yang diproduksi diutamakan menggunakan bahasa ibu mengingat kekayaan ragam bahasa lokal yang kita miliki dan keberadaannya perlu dilestarikan.
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0