Sulit Jadi Cagub Jakarta, Anies Jadi Gelandangan Politik Karena Tiga Faktor Ini

Ida Farida
Aug 20, 2024

Anies Baswedan dinilai akan menjadi gelandangan politik. Foto: IG Anies Baswedan

Oleh: Sugiyanto 

Ketua Himpunan Masyarakat Nusantara 

 

Pada Senin, 19 Agustus 2024, Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus secara resmi mengusung Ridwan Kamil (RK) dan Suswono untuk maju dalam Pilgub Jakarta 2024. Deklarasi pasangan ini digelar di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, dan dihadiri oleh dua belas partai politik.

 

Kedua belas partai yang berkoalisi tersebut meliputi Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PSI, Gelora, dan Garuda, yang dikenal sebagai KIM. Dukungan juga diberikan oleh PKS, PKB, NasDem, PPP, dan Perindo, sehingga gabungan partai ini disebut KIM Plus. Pasangan RK-Suswono akan diantar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta pada batas akhir pendaftaran tanggal 27-29 Agustus 2024. 

 

Saat ini, hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak bergabung dengan KIM Plus. Namun, PDIP hanya memiliki 15 kursi di DPRD DKI Jakarta, sedangkan untuk mendaftarkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur DKI Jakarta dibutuhkan dukungan minimum 22 kursi. Dengan tidak adanya partai politik lain yang dapat diajak bergabung, peluang Anies untuk mendapatkan dukungan cukup semakin menipis.

 

Dengan demikian, hampir pasti Anies Baswedan gagal maju di Pilkada Jakarta 2024. Hal ini memunculkan banyak pertanyaan di kalangan publik, salah satunya: Mungkinkah Anies Baswedan akan menjadi "political vagabond" atau gelandangan politik? Pertanyaan ini mungkin menjadi relevan mengingat partai NasDem, PKS, dan PKB, yang sebelumnya diharapkan akan mengusung Anies, kini telah secara resmi meninggalkannya.

 

Kondisi ini mungkin tidak pernah terbayangkan oleh Anies. Padahal, elektabilitasnya selalu berada di puncak berbagai survei menjelang Pilkada DKI Jakarta 2024. Tingginya elektabilitas ini bisa jadi membentuk kepercayaan diri Anies, membuatnya yakin akan mendapatkan tiket


1 2 3 4

Related Post

Post a Comment

Comments 0