Mendorong Anggota ASEAN Terapkan Transisi Energi

Ida Farida
Mar 02, 2023

oleh EDL (perusahaan energi Laos), EGAT (Thailand), dan TNB (Malaysia) pada 27 September 2017, saat Pertemuan Menteri Energi ASEAN ke-35.

Untuk mengimplementasikan proyek-proyek energi rendah karbon, Menteri ESDM, Arifin Tasrif, memberikan solusi kebijakan jangka pendek ke negara-negara ASEAN  demi menciptakan ketahanan energi yang kuat. Pertama, memperbaiki sistem pembangkitan dengan menggunakan teknologi rendah emisi. Kedua, menghindari emisi dengan menggunakan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS), dan terakhir mendukung pengembangan energi terbarukan.

Secara garis besar, motivasi utama integrasi jariangan ASEAN adalah kohesi regional, optimalisasi energi yang beragam dan terdistribusi, ketersediaan energi dan listrik yang terjangkau, serta akses ke sumber daya dan pasar di luar perbatasan. 

Kemudian integrasi peningkatan pangsa energi terbarukan, dan harga listrik yang kompetitif melalui platform pasar. Pada gilirannya memberikan manfaat seperti keuntungan ekonomi, operasional teknis dan sistem, serta  ruang  investasi.

Sebagai Ketua ASEAN 2023,  kebijakan dan kepemimpinan Indonesia akan menjadi sangat penting untuk menentukan kebijakan energi di masa depan. Indonesia dapat mendorong kolaborasi perdagangan listrik berbasis energi terbarukan multilateral melalui jaringan listrik ASEAN. 

Melalui kerja sama ini, Indonesia tidak hanya dapat menjadi aktor utama dalam sistem energi global, tapi juga menciptakan masa depan kawasan ASEAN yang lebih baik, lebih bersih, dan lebih hijau bagi generasi mendatang.***


1 2 3 4
Post a Comment

Comments 0