Mempertanyakan Data Kemiskinan Ekstrem BPS di Jakarta

Sani Ichsan
Feb 14, 2023

warga dengan kategori berpenghasilan Rp.11ribuan per hari. Banyak masyarakat miskin, tapi bukan miskin ekstrem karena dari beberapa sumber mengatakan penghasilan mereka masih di atas 2 juta/bulan," jelas Nova kepada media (Selasa 14/2/2023).

Membaca hasil penelitian BPS Jakarta yang dilakukan di kampung dan menyatakan tentang ditemukannya warga dalam kondisi miskin ekstrim, secara pribadi, saya mempertanyakan secara khusus cara mendapatkan datanya di kampung? 

Menurut pengalaman saya bahwa penelitian di kampung, biasanya yang menjalankan adalah kader-kader warga yang diorganisir oleh Kelurahan. Nah kalo disuruh lakukan survey atau pengumpulan data, saya mendapatkan informasi para kader itu hanya menyalin data keluarga dari para RT. 

Para kader itu tidak datang ke rumah dan bertemu langsung dengan warga target penelitian. Sementara data yang dimiliki para RT itu data lama dan para kader warga ini sering tidak mengetahui perubahan kekinian hidup warga di kampung. 

Misalnya warga yang sudah alami perkembangan ekonomi akan tetapi dalam catatan ketua RT setempat terus dicatat sebagai warga miskin karena datanya tidak pernah diperbaharui secara rutin.

Sering kali juga warga lebih suka dicatat atau tercatat sebagai warga miskin mendapatkan bantuan sosial (Bansos). Akibatnya warga yang benar-benar miskin seringkali juga tidak mendapatkan bantuan dari Pemda Jakarta karena mereka tidak terdata sebagai warga miskin di data Ketua RT-nya. 

Tidak tercatat sebagai warga yang berubah jadi warga miskin karena data warga di Ketua RT tidak atau jarang diperbaharui. Ada juga warga sudah wafat tetap ada sebagai warga hidup dalam catatan data ketua RT sehingga warganya yang miskin sudah meninggal dunia tetap tercatat mendapatkan bantuan. 

Kalau para pengumpul data hanya mencatat dari data ketua


1 2 3 4

Related Post

Post a Comment

Comments 0