Sriwijaya Menyapa Jakarta: Diplomasi Budaya dari Pesisir hingga Samudra

Ida Farida
Aug 12, 2025

Rano Karno buka Pameran temporer bertajuk Sriwijaya: Across the Land, River, and Sea di Museum Bahari. Foto: dok. Pemprov DKI Jakarta

KOSADATA — Riuh langkah pengunjung dan aroma kayu tua memenuhi lorong Museum Bahari, Penjaringan. Di ruang pamer utama, kilau emas, relief kuno, dan arsip berabad-abad usia berdiri sebagai saksi kejayaan Sriwijaya—kerajaan maritim yang pernah menjadi simpul perdagangan dan budaya dunia.

Pameran temporer bertajuk Sriwijaya: Across the Land, River, and Sea ini resmi dibuka Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno. Gelaran yang berlangsung hingga 16 November 2025 itu menjadi bagian perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia.

“Relief dan arsip ini bukan sekadar benda mati. Ia adalah pengingat bahwa kekuatan maritim bangsa-bangsa ASEAN lahir dari perpaduan pengetahuan, diplomasi, dan jejaring budaya,” ujar Rano dalam keterangannya, Selasa, 12 Agustus 2025.

Pameran ini tidak berdiri sendiri. Kurator menggandeng mitra internasional dari Singapura, Malaysia, India, hingga Cina. Dukungan riset dan koleksi lintas negara memperkaya narasi kejayaan Sriwijaya yang, menurut Rano, tidak hanya bertumpu pada kekayaan alam, melainkan juga kecerdasan strategis dan keterbukaan pada dunia.

Pendanaan kegiatan berasal dari Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bantuan Operasional Penyelenggaraan Museum dan Taman Budaya Kementerian Kebudayaan RI. 

Museum Bahari, kata Rano, menggarapnya sebagai program unggulan, sekaligus meluncurkan film animasi Arung: Petualangan Bawah Laut—media edukasi yang menyasar generasi muda.

“Semoga pameran ini menjadi sumber inspirasi untuk membangun Indonesia yang lebih maju. Kita butuh anak-anak yang tidak hanya mengenal sejarah, tapi juga bangga dan mau menjaganya,” tuturnya.

Sebagai langkah pendukung, Rano menginstruksikan


1 2

Related Post

Post a Comment

Comments 0