Pertamina NRE Dorong Perdagangan Karbon di Indonesia, Ini Manfaatnya!

KOSADATA – Corporate Secretary Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), Dicky Septriadi, menegaskan bahwa perdagangan karbon memiliki sejumlah manfaat signifikan bagi industri di Indonesia. Menurutnya, melalui perdagangan karbon, emisi karbon dapat diturunkan secara lebih efektif, sehingga diperlukan ekosistem yang kuat untuk mewujudkannya. Hal tersebut diungkapkan Dicky dalam acara Bisnis Indonesia Forum dengan tema Exploring Carbon Trading’s Future in Indonesia di Jakarta.

Dicky percaya bahwa dengan terbentuknya ekosistem perdagangan karbon yang solid, Indonesia akan mampu mengurangi emisi karbon secara signifikan. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat dalam mendukung inisiatif ini. 

"Pertamina NRE secara proaktif melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai perdagangan karbon kepada industri dan masyarakat," ujar Dicky dalam keterangannya, Rabu (19/2/2025).

Indonesia memiliki komitmen untuk menurunkan emisi sebesar 31,89 persen secara mandiri atau 43,2 persen dengan bantuan internasional pada 2030, melalui Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC). Salah satu cara untuk mencapai target ini adalah dengan memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT), meskipun beberapa sektor masih sulit untuk dilakukan dekarbonisasi. Untuk itu, perdagangan karbon menjadi salah satu solusi yang perlu dijalankan.

Perdagangan karbon memungkinkan perusahaan, organisasi, atau individu untuk mengurangi emisi dengan membeli kredit karbon yang dihasilkan oleh proyek hijau yang sudah terverifikasi. Hal ini mendukung pencapaian target ENDC dan Net Zero Emission (NZE) 2060. Di sisi lain, perusahaan penjual kredit karbon dapat memperoleh sumber pendapatan tambahan.

Dicky menambahkan, Pertamina NRE telah menjadi pelopor penyedia kredit karbon di bursa karbon yang resmi beroperasi pada September 2023. Sejak saat itu, Pertamina NRE berhasil