Lasem, Pesona Klasik Dua Kultur Jawa dan China

Peri Irawan
Aug 26, 2023

Salah satu klenteng di kota Lasem. Foto: ist

di Desa Bonang, 3 km arah utara kota Lasem. Di sini terdapat rumah, masjid, makam dan petilasan (semacam tempat khalwat) Sunan Bonang. Makam istri Sunan Bonang keturunan Cina (Putri Campa) juga dapat ditelusuri jejaknya.


Memang banyak versi tentang dimana Sunan Bonang dikebumikan. Dalam buku-buku sejarah perkembangan Islam di Jawa, selalu saja menyebutkan beliau seolah menetap dan hidup di wilayah Tuban. Padahal situs peninggalan Sunan Bonang ada di desa Bonang dan sekitarnya.


Peninggalan-peninggalan Sunan Bonang tersebut sering dimanfaatkan oleh banyak orang untuk tujuan Wisata rohani, termasuk lokasi lainnya seperti pasujudan di atas bukit, tongkat yang di pajang di sisi jalan raya pantura, dan sebagainya. Di komplek pemakaman di sebelah utara masjid jami' Lasem juga terdapat banyak makam ulama. Tercatat nama mbah sambu atau nama lengkapnya Sayyid Abdurrahman Basyaiban.

 

Galangan Tua
Penulis terkenal Pramoedya Ananta Toer dalam Jalan Raya Pos, Jalan Daendels (2005) pernah menuliskan tentang pernik kecil Kota Lasem. Sastrawan asal Blora itu mencatat Lasem memilik andil besar dalam sejarah maritim Nusantara. “Di pantai Lasem masih tersisa galangan kapal. Tempat itu dinamai Dasun. Teluk Rembang juga menjadi tempat galangan- galangan kapal dan ekspor kayu jati,” tulis Pram.


Nyatanya, di tepian Sungai Bagan di Desa Dasun, memang terdapat jejak galangan kapal. Di desa yang berjarak sekitar dua kilometer ke arah utara kota Lasem itu terdapat tiga fondasi galangan kapal. Dua fondasi galangan terletak di tepi Sungai Bagan. Fondasi galangan kapal lain terletak di pantai Lasem, sekitar


1 2 3 4

Related Post

Post a Comment

Comments 0