Salah satu ikan Balar asli Sungai Citanduy yang didapat pemancing. Foto: ist
"Saya pakai ikan-ikanan buatan. Soalnya kalau umpan mati, sering kalah sama arus deras," tutur Sandi, sambil menunjukkan kailnya yang telah dipasangi soft lure berwarna perak mengilat.
Meski hasil tangkapan bisa mencapai ukuran hingga satu kilogram dengan panjang 25 sentimeter, tidak semua hasil strike langsung dibawa pulang. Ada aturan tidak tertulis di kalangan pemancing sungai: catch and release.
"Bukan soal puas dapat ikan besar aja. Tapi lebih puas lagi kalau bisa menjaga habitatnya," kata Sandi. Ia menyebut populasi balar di sungai-sungai Jawa Barat mulai menipis, seiring kualitas air menurun dan tekanan penangkapan liar yang kian masif.
Menurut catatan Balai Riset Perikanan Air Tawar, meskipun belum masuk kategori terancam punah, keberadaan balar memang harus mendapat perhatian khusus. Di beberapa lokasi, ikan ini mulai jarang terlihat.
Sensasi berburu balar bukan cuma soal tarikan di ujung joran. Ada kepuasan lain saat melihat sang predator arus deras itu kembali ke habitatnya. "Biar anak cucu kita nanti masih bisa lihat Ikan Balar langsung di sungai, bukan cuma di buku," ujar Sandi.
Seiring mentari tenggelam di ufuk barat, Sandi kembali melangkah ke tepi sungai. Senarnya digulung, umpannya dilepas. Di aliran Citanduy yang tenang, ia tinggalkan jejak cerita tentang perburuan, persahabatan, dan komitmen menjaga ekosistem sungai. Sebab, berburu balar bukan soal jumlah ikan yang dibawa pulang, tapi tentang seberapa banyak ikan yang masih bisa bertahan di habitatnya.***
Rekrutmen PPSU di Jakarta Dibuka Hari Ini, Cek Syarat dan Tahapannya
MEGAPOLITAN Jun 23, 2025Lirik Sholawat Waqtu Sahar, Lengkap dengan Terjemahan
SISI LAIN Jan 29, 2024Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Filosofi Iket Sunda yang Penuh Makna
SENI BUDAYA Mar 03, 2024Melepas Penat di Situ Ciranca Majalengka, Sejuknya Kemurnian Air Pegunungan
DESTINASI Apr 04, 2025
Comments 0