Akademisi UPI Dorong Pemerintah Gunakan Material Rendah Karbon untuk Perumahan Rakyat

KOSADATA - Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Beta Paramita mendorong pemerintah untuk menggunakan material rendah karbon (low carbon materials) ) untuk perumahan rakyat (low cost housing).

"Kita mengusulkan kepada pemerintah bahwa konsep low cost housing dengan budget 3 juta rupiah per meter, bisa bersaing dengan rumah-rumah normal yang dibangun dengan batu bata. Rumah ini diyakini tahan gempa, tahan panas dan hemat energi, serta kedap suara karena bahannya dan terbuat dari low carbon materials," ujar Beta Paramita dilansir laman UPI, Rabu (6/3/2024).

Menurutnya, jika material-material rendah karbon ini dipergunakan untuk bangunan-bangunan di Indonesia, diharapkan menjadi salah satu alternatif untuk mereduksi karbon. Terlebih, tegasnya, bangunan dengan mayoritas bangunan perumahan merupakan 80% kontributor emisi CO2.

"Salah satu rumah dari beberapa rumah yang sedang dibangun dengan konsep low cost housing, atau rumah yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah, merupakan tindakan nyata dan konkrit dari aktifitas kami," katanya.

Kepala Pusat di Direktorat Inovasi dan Pusat Unggulan Universitas ( DIPUU) UPI itu memaparkan hasil penelitian pembangunan bangunan, kota dan pembangunan masyarakat yang berkelanjutan pada International Symposium and Workshop on Sustainable Buildings, Cities, and Communities (SBCC) 2024 di Bandung, belum lama ini.

Dalam simposium ini, narasumber yang terdiri dari multidsiplin ilmu diajak untuk untuk berbagi ide, penelitian, dan studi tentang bagaimana memitigasi perubahan iklim global dan lokal, serta melakukan perbaikan lingkungan binaan untuk membatasi konsumsi energi, emisi gas rumah kaca, limbah, dan sumber daya alam.

"Karena kita