Tragis! Sampah HOREKA Jakarta Berakhir di TPS Liar

Ida Farida

Jun 18, 2025

Sejumlah TPS liar menjamur di sejumlah daerah. Foto: KPNas

Ketua Koalisi Persampahan Nasional (KPNas)

Indonesia butuh kebijakan nasional untuk pengelolaan sampah hotel, restoran dan kafe (Horeka), serta apartemen, gedung-gedung perkantoran dan mall. Secara nasional policy tersebut sebagai panduan, sehingga sampah Horeka, apartemen, gedung perkantoran dan mall dibuang sembarangan dan menimbulkan persoalan tersendiri semakin kompleks pada ujungnya, TPS liar menjamur! TPS liar itu ada di lahan kosong, bekas galian tanah, rawa, sawah dan daerah aliran sungai (DAS). Kondisi ini sangat rawan terhadap pencemaran lingkungan hidup, kesehatan Masyarakat dan merusak estetika.

Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) mengatakan, pengelolaan sampah Horeka bertujuan mereduksi sampah dan mengelola sampah makanan secara mandiri, tanpa bergantung pada tempat pembuangan akhir (TPA). Policy ini mendorong penggunaan metode, seperti composting, biokonversi maggot, dan lubang biopori sampah organik. Food waste menyumbang prosi sekitar 50%.

DKI Jakarta telah memiliki Peraturan Gubernur No. 102/2021 tentang Kewajiban Pengelola Sampah di Kawasan dan Perusahaan. Pergub ini menjadi dasar mengatur setiap pelaku usaha Horeka di Jakarta wajib mengelola sampahnya secara mandiri dan bertanggungjawab. Bahkan, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta menyatakan, pelaku usaha Horeka siap mendukung kebijakan tersebut.

Dalam konteks ini sampah Horeka, apratemen, gedung perkantoran dan mall harus diselesaikan di dalam kota dan tidak boleh dibuang ke UPST/TPST Bantargebang. UPST itu milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. UPST menerima sampah hampir 8.000 ton per hari. Sekarang kondisinya sudah overload dan betapa sulitnya menata sampahnya. Setiap hari terjadi antrean panjang truk-truk sampah. Belakangan ketika hujan beberapa kali longsor di zona