KOSADATA - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jakarta memastikan inflasi DKI Jakarta pada Januari 2023 tercatat sebesar 3,83% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi nasional (5,28%, yoy) dan Provinsi lainnya di Jawa. Salah satu penyebab terjaganya inflasi di Jakarta ini adalah banyaknya pasar murah yang digelar di Jakarta.
"Selama Januari 2023, TPID Provinsi DKI Jakarta telah melakukan berbagai kegiatan pengendalian inflasi antara lain, pelaksanaan kegiatan pasar murah di 44 titik oleh PT Food Station Tjipinang Jaya dan kegiatan Bulog Divre Jakarta-Banten Goes to Rusun dan Kelurahan sepanjang Januari 2023," ujar Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jakarta, Arlyana Abubakar, dikutip Selasa (7/2/2023).
Diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi DKI Jakarta pada Januari 2023 tercatat sebesar 0,09% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 0,55% (mtm).
Laju inflasi DKI Jakarta yang rendah tersebut, ungkapnya, tidak terlepas dari hasil koordinasi dan langkah-langkah yang dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta termasuk dalam rangka implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
"Kunjungan ke Pasar Induk Beras Cipinang dalam rangka memperkuat kolaborasi TPID DKI Jakarta, Rapat Koordinasi Nasional TPID se-Indonesia bersama Presiden pada 17 Januari 2023, hingga Capacity building dalam rangka penguatan program TPID tahun 2023 dan penyusunan Laporan Tahunan TPID 2022," katanya.
Tak kalah penting, pihaknya juga melakukan koordinasi monitoring dan evaluasi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) oleh Perum Bulog Divre Jakarta dan Banten. Kemudian rapat koordinasi PT Food Station Tjipinang Jaya dengan pedagang beras PIBC dalam rangka menjaga stabilitas harga beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang didistribusikan pada 27 Januari 2023.
Diakuinya, tekanan inflasi di Jakarta ini terutama bersumber dari kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Kelompok makanan, minuman dan tembakau pada Januari 2023 mengalami inflasi sebesar 0,94% (mtm) sehingga memberikan andil sebesar 0,21% terhadap inflasi DKI Jakarta.
"Inflasi pada kelompok tersebut terutama bersumber dari kenaikan harga beras, bayam, cabai rawit dan bawang merah yang dipicu oleh penurunan produksi dan pasokan karena kondisi yang belum memasuki musim panen," imbuhnya.
Selain itu, lanjut Arly, tekanan inflasi juga didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,47% (mtm) dengan andil sebesar 0,03% terhadap inflasi DKI Jakarta. Inflasi pada kelompok tersebut disebabkan oleh kenaikan harga emas perhiasan seiring kenaikan harga emas global.
"Meskipun demikian, tekanan inflasi lebih lanjut pada bulan Januari 2023 tertahan oleh deflasi kelompok transportasi. Kelompok tersebut mencatat deflasi sebesar 1,53% (mtm) pada bulan Januari 2023 dan memberikan andil -0,19% terhadap inflasi DKI Jakarta. Deflasi pada kelompok transportasi terutama didorong oleh penurunan harga bensin dan solar," tuturnya.
Ke depan, kata Arly, sinergi antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia akan terus diperkuat agar inflasi DKI Jakarta di sepanjang tahun 2023 tetap terjaga dalam rentang sasaran 3,0±1%.***
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0