Mujiyono Ingatkan Tawuran Tak Bisa Hanya Diredam Doa: Bereskan Persoalan Mendasar

Ida Farida
Aug 15, 2025

Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta, Mujiyono. Foto: kosadata

KOSADATASekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta, Mujiyono, menilai Program Manggarai Bersholawat sebagai langkah positif untuk membina moral generasi muda.

Namun, ia mengingatkan bahwa kegiatan tersebut tidak akan cukup jika berdiri sendiri dalam upaya menghentikan tawuran.

“Peristiwa di Manggarai hanyalah puncak gunung es dari persoalan sosial-ekonomi yang lebih mendasar. Mulai dari minimnya lapangan kerja, tingginya angka putus sekolah, kurangnya ruang ekspresi positif bagi remaja, hingga lemahnya pengawasan lingkungan,” ujar Mujiyono di Jakarta, Jum'at, 15 Agustus 2025.

Menurut Ketua DPD Partai Demokrat Jakarta itu, penanganan tawuran harus menyentuh akar persoalan, bukan sekadar meredam gejala.

Ia mendorong keberadaan pos pantau di Manggarai maupun wilayah rawan tawuran lain beroperasi 24 jam, dengan dukungan anggaran memadai.

Langkah ini, kata dia, akan memastikan respons cepat ketika potensi bentrokan muncul, terutama pada jam rawan seperti larut malam atau menjelang subuh.

“Selama ini pos pantau cukup efektif melerai tawuran karena petugas menjadi pihak pertama yang memisahkan massa dan meminimalkan korban," katanya.

Mujiyono mengusulkan agar Manggarai Bersholawat diintegrasikan dengan program strategis lain, seperti pendidikan karakter, pembinaan kepemudaan, pelatihan keterampilan, dan pemberdayaan ekonomi.

Ia bahkan mencontohkan praktik di Jawa Barat, di mana pelaku tawuran dibina di barak militer untuk membentuk mental tangguh, terarah, dan bertanggung jawab.

Bibit tawuran, lanjutnya, sering kali berasal dari pelajar. Karena itu, pembinaan disiplin dan kepemimpinan sejak dini dinilai krusial. Program pelatihan di lembaga pendidikan militer disebut

Related Post

Post a Comment

Comments 0