Bayar QRIS di Pangandaran Bikin Antre, Pengunjung: ‘Kayak Masuk Tol Saja Lebih Praktis’

Ida Farida
Aug 16, 2025

Antrian di gerbang masuk pantai Pangandaran. Foto: kosadata

KOSDATA  — Sistem pembayaran digital di objek wisata Pantai Pangandaran menuai kritik dari wisatawan. Nisa Afifah, 33 tahun, warga Tasikmalaya, menilai pembayaran retribusi melalui QRIS justru membuat antrean panjang di pintu masuk kawasan pantai.

“Bayarnya memang sudah digital, tapi prosesnya lama karena harus menunggu satu-satu. Harusnya bisa lebih cepat,” ujar Nisa saat berbincang, Sabtu, 16 Agustus 2025.

Nisa tidak menolak digitalisasi pembayaran. Ia justru menilai langkah ini penting untuk transparansi dan meningkatkan pendapatan asli daerah. Namun, ia mencontohkan, sistemnya sebaiknya dibuat lebih praktis, seperti di gerbang tol. 

“Kalau di tol kan tinggal tap uang elektronik, langsung tercatat. Itu lebih efisien,” ujarnya.

Menurut dia, pola pembayaran digital seharusnya mampu memangkas waktu antre dan mencegah kebocoran retribusi. “Kalau lambat begini, sama saja membuat wisatawan jengkel,” kata Nisa.

Selain soal antrean, Nisa mengeluhkan masih adanya pungutan parkir terpisah. Ia merasa ganjil ketika sudah membayar tiket masuk Rp20 ribu per orang via QRIS, tapi kemudian masih diminta membayar parkir Rp15 ribu untuk mobil secara tunai.

“Harusnya biaya parkir itu sudah terintegrasi di tiket masuk. Jadi jelas masuk ke kas daerah, tidak double-double lagi,” kata dia.

Nisa mengaku keberatan karena pembayaran parkir dilakukan tunai. Meski petugas memberikan karcis, ia menilai sistem itu tetap rawan diselewengkan. “Kalau sudah digital semua, wisatawan lebih percaya. Sekarang masih manual, ya tetap saja ada celah,” tuturnya.

Ia menyarankan pemerintah daerah segera menata ulang sistem pembayaran wisata

Related Post

Post a Comment

Comments 0